Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Ini?

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Ini?


Iran adalah negara dengan ribuan pesona. Daratan ini dihiasi oleh deretan pegunungan yang menjulang indah. Budayanya juga sangat menarik bagi masyarakat dunia. Lebih dari itu, negara kaya minyak ini memiliki nilai-nilai historis yang sangat kuat.

Iran dahulu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Persia yang membentang dari Semenanjung Balkan Eropa. Kerajaan Persia menguasai wilayah luas yang sekarang terbagi menjadi beberapa negara seperti Bulgaria, Rumania, Ukraina, Mesir, Iran, lembah Sungai Indus, dan Barat Laut India.

Bangsa Persia menjadi pusat kebudayaan, agama, sains, seni, dan teknologi global selama lebih dari 200 tahun. Mereka juga menjadi bangsa pertama yang membangun jalur komunikasi lintas benua antara Afrika, Asia, dan Eropa.

Iran terletak di persimpangan Asia Tengah, Asia Selatan, dan negara-negara Arab di Timur Tengah, menjadikannya negara yang strategis secara geografis.

Iran adalah salah satu negara tertua di dunia. Salah satu kotanya, Kota Susa, telah ada sejak 3200 SM.

Pada tahun 559 SM, Kekaisaran Persia mulai bangkit dari wilayah barat daya Iran. Secara bertahap hingga tahun 339 SM, kekaisaran ini mulai memperluas wilayahnya dengan menaklukkan Mesir, Mesopotamia, Pakistan, dan Yunani.

Pada tahun 260 SM, bangsa Parni menaklukkan wilayah Yunani, dan Dinasti Sassanid akhirnya berhasil menguasai kerajaan Persia.

Kekuasaan kerajaan ini berlangsung selama berabad-abad, hingga pada abad ke-18, bangsa Rusia dan Inggris mulai menguasai sebagian wilayah Persia. Pada tahun 1921, seorang perwira Persia bernama Reza Khan mengambil alih kendali dan berusaha menghilangkan pengaruh asing. Pada tahun 1935, ia mengubah nama negara ini menjadi Iran.

Islam masuk ke Iran pada tahun 640 M, mengubah lanskap keagamaan di sana. Pada pertengahan abad ketujuh, negara-negara yang berbahasa Persia ditaklukkan dan mayoritas penduduknya memeluk Islam. Sufisme, sebuah aliran meditatif dan mistis dalam Islam, berkembang di wilayah ini pada abad ke-10. Doktrin Syiah Ismaili mulai muncul pada abad ke-11, dan semakin berkembang selama masa Dinasti Safawi (1501–1722). Sebagian besar wilayah Iran dan Azerbaijan saat ini menjadi pengikut Islam Syiah Dua Belas.

Syiah adalah cabang Islam terbesar kedua di dunia, dengan sekitar 10-15% penganutnya. Meskipun ada banyak aliran Syiah, Syiah Dua Belas adalah yang terbesar dan paling berpengaruh.

Di Indonesia, juga ada penganut Syiah. Bandung menjadi pusat Syiah terbesar di Indonesia, diikuti oleh Makassar dan Jakarta. Menurut data penelitian pemerintah, jumlah penganut Syiah asal Iran yang berkembang di Indonesia saat ini mencapai sekitar 500 orang.

Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979 dipimpin oleh Ayatullah Rohullah Khomeini, berhasil menggulingkan pemerintahan otokrasi yang dipimpin oleh Mohammad Reza Shah Pahlavi, atau yang dikenal sebagai Shah Iran. Revolusi tersebut berhasil dilakukan tanpa perlawanan senjata atau pertumpahan darah, melainkan dengan moral.

Meskipun ditentang oleh beberapa negara di Timur Tengah, semangat revolusi Iran, bersama dengan ideologi dan pemikiran Syiah, disambut hangat oleh kalangan kampus dan intelektual Indonesia pada tahun 1980-an. Karya-karya pemikir Iran seperti Ali Syari'ati dan Murtadha Muthahari menjadi bahan diskusi di kalangan kampus Indonesia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel